Di era ekonomi digital, konektivitas berkecepatan tinggi menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, industri, dan layanan publik. Teknologi 5G menjanjikan kecepatan download hingga 610 Mbps, latency di bawah 15 ms, serta kapasitas untuk mendukung miliaran perangkat IoT—memungkinkan hibah aplikasi cerdas di sektor kesehatan, manufaktur, transportasi, dan hiburan ericsson.comGovInsider.
1. Status Deployment 5G di Indonesia
-
Perluasan Jaringan “Hyper 5G”
Telkomsel, sebagai operator terdepan, meluncurkan “Hyper 5G” di Batam dengan 112 BTS 5G yang kini mencakup seluruh kota, menghadirkan kecepatan rata-rata 610 Mbps dan latency 14 ms ericsson.comLight Reading. Penetrasi perangkat 5G sudah mencapai 23% dari total pelanggan Telkomsel di Batam. -
Peringkat Global
Menurut Opensignal Q1 2025, Indonesia menempati peringkat ke-58 dalam Global Network Excellence Index, menunjukkan kemajuan stabil namun masih di bawah rata-rata ASEAN Opensignal.
2. Kebijakan Spektrum dan Regulasi
-
Refarming dan Lelang Spektrum
Pemerintah melalui Kementerian Kominfo menetapkan refarming pita 2,6 GHz untuk 5G pada awal 2025 setelah masa lisensi satelit berakhir, serta merencanakan lelang pita 3,5 GHz dan 26 GHz untuk menjawab lonjakan kebutuhan kapasitas jaringan GSMA. -
Biaya Regulasi
Operator menghadapi beban biaya spektrum dan pajak yang relatif tinggi dibandingkan negara tetangga, sehingga perlu insentif fiskal untuk mendorong investasi infrastruktur 5G HBT.
3. Pengembangan Infrastruktur Penunjang
-
Pemasangan BTS dan Fiber Backbone
Selain BTS 5G, perluasan jaringan fiber optic backbone nasional–internasional menjadi prioritas, termasuk jalur submarine cable baru untuk mengurangi latency antarpulau dan meningkatkan keandalan layanan. -
Edge Data Centers & AI Farms
Investasi senilai US$200 juta antara Nvidia dan Indosat Ooredoo Hutchison untuk pusat AI di Surakarta akan memanfaatkan infrastruktur 5G dan fiber terdekat, mendorong adopsi solusi AI/ML berskala industri yang membutuhkan komputasi edge rendah latency Reuters.
4. Ekosistem dan Use Cases 5G
-
Internet of Things (IoT) dan Smart City
5G mendukung jutaan sensor terhubung di transportasi cerdas, manajemen sampah, dan pemantauan kualitas udara, memungkinkan layanan publik responsif. -
Telemedicine dan Pendidikan Jarak Jauh
Dukungan bandwidth tinggi dan latency rendah memungkinkan konsultasi medis real-time dengan VR/AR dan laboratorium virtual di sekolah terpencil.
5. Tantangan dan Kesenjangan Layanan
Tantangan | Dampak |
---|---|
Biaya Spektrum dan Investasi | Operator menunda ekspansi ke wilayah tertinggal |
Kesenjangan Urban–Rural | Penetrasi 5G kota besar > 20%, daerah terpencil < 5% |
Persaingan dengan Satelit (Starlink) | Layanan satelit menjangkau pulau terpencil tanpa infrastruktur lokal PT. Timedoor Indonesia |
6. Rekomendasi Strategis
-
Insentif Fiskal dan Skema PPP
Meringankan beban spektrum lewat kredit pajak dan mendorong skema public-private partnership untuk pembangunan BTS di wilayah non-komersial. -
Peningkatan Kapasitas SDM
Pelatihan teknis jaringan 5G, manajemen radio, serta pengembangan aplikasi 5G-enabled bersama perguruan tinggi dan lembaga vokasi. -
Kolaborasi Multistakeholder
Sinergi antara Kemenkominfo, operator, penyedia konten, dan pemerintah daerah untuk merancang use-case lokal yang berdampak sosial-ekonomi.
Kesimpulan
Pengembangan 5G dan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia pada 2025 adalah kunci percepatan transformasi digital nasional. Dengan kebijakan spektrum yang tepat, insentif investasi, perluasan backbone, serta pembangunan ekosistem AI dan IoT, 5G dapat menjawab tantangan geografis Indonesia—mewujudkan konektivitas inklusif yang mendorong inovasi, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat.