“IMF: Ketidakpastian Tarif Tekan Pabrik AS, Asia, dan Eropa”

IMF: Tarif AS Bikin Ketidakpastian Global Makin Tinggi, Tapi Tidak Akan  Resesi

Pada 10 Juli 2025, Dana Moneter Internasional (IMF) mengungkapkan bahwa ketidakpastian terkait kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan risiko terhadap sektor manufaktur di AS, Asia, dan Eropa. IMF menyoroti bahwa meskipun ada lonjakan aktivitas ekonomi akibat persiapan menghadapi tarif, ketidakpastian yang ditimbulkan dapat menghambat investasi dan pertumbuhan jangka panjang.

📉 Dampak pada Sektor Manufaktur

Survei yang dilakukan oleh IMF menunjukkan bahwa kekhawatiran atas kebijakan tarif AS membayangi prospek sektor manufaktur di berbagai wilayah. Meskipun beberapa pabrik berhasil mempertahankan pertumbuhannya, banyak yang menunda ekspansi dan investasi baru karena ketidakpastian pasar. IMF memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan yang meningkat dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

🌐 Respons Global

Di Eropa, negara-negara seperti Jerman, Irlandia, dan Prancis menghadapi dampak signifikan dari tarif AS, terutama pada industri otomotif dan farmasi. Uni Eropa telah menyiapkan paket balasan senilai €72 miliar, termasuk tarif pada produk seperti bourbon dan pesawat. Namun, ketidakpastian politik dan perpecahan internal menghambat implementasi kebijakan yang efektif.

Di Asia, negara-negara seperti Jepang dan Vietnam juga terdampak. Jepang menghadapi penurunan ekspor mobil ke AS, sementara Vietnam mengalami kesulitan dalam mengekspor baja dan aluminium. Meskipun ada upaya diversifikasi pasar, ketergantungan pada AS tetap menjadi tantangan besar.

📊 Proyeksi IMF

IMF telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8% untuk tahun 2025, dengan AS diperkirakan hanya tumbuh 1,8%. IMF juga meningkatkan kemungkinan resesi AS menjadi 40%, mencerminkan dampak negatif dari kebijakan tarif terhadap ekonomi domestik dan global. AP News

🔮 Prospek Masa Depan

IMF menekankan pentingnya resolusi cepat terhadap ketegangan perdagangan untuk mengurangi dampak negatif terhadap sektor manufaktur. Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi global sangat bergantung pada stabilitas perdagangan internasional dan kebijakan yang mendukung investasi dan inovasi.

Related Posts

Bali Catat Rekor Wisatawan Mancanegara Tertinggi Pasca Pandemi

Denpasar, 9 Agustus 2025 – Pulau Bali kembali menunjukkan pesonanya di mata dunia. Dinas Pariwisata Provinsi Bali mengumumkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung pada semester pertama 2025 mencapai…

Gaza Kembali Bergejolak: Gencatan Senjata Kembali Gagal dan Ketegangan Memuncak

Doha–Yerusalem, 5 Agustus 2025 — Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali gagal, memunculkan eskalasi militer serius di Jalur Gaza dan kekhawatiran global atas krisis kemanusiaan yang memburuk. 🔥…

You Missed

Judul: Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Poso Saat HUT RI ke-80, Dua Tewas dan Puluhan Luka-luka

Separuh Jiwaku Pergi – Anang Hermansyah: Perpisahan yang Menyayat

Cinta Gila – Dewa 19: Obsesi Cinta yang Membara

Persib Bandung Sukses Menang Dramatis Atas Persebaya Surabaya

PSM Makassar Memanfaatkan Kesempatan untuk Mengalahkan Persija Jakarta

Galau – Yovie & Nuno: Kebingungan di Tengah Hubungan