Baterai Air Laut Jadi Solusi Penyimpanan Energi Terobosan 2025

Baterai Garam Laut Terobosan Energi Ramah Lingkungan

Para peneliti internasional mengumumkan keberhasilan komersialisasi baterai berbasis air laut sebagai solusi penyimpanan energi ramah lingkungan. Teknologi ini dipandang sebagai terobosan besar dalam mendukung transisi dunia menuju energi terbarukan.


Cara Kerja Baterai Air Laut

Baterai ini memanfaatkan natrium yang terkandung dalam air laut sebagai pengganti litium yang mahal dan langka. Prinsipnya serupa dengan baterai ion litium, namun menggunakan elektrolit berbasis larutan garam sehingga:

  • Biaya produksi lebih murah hingga 70%

  • Aman karena tidak mudah terbakar

  • Ramah lingkungan dengan bahan baku melimpah dari lautan

Selain itu, baterai air laut mampu mempertahankan kapasitas penyimpanan hingga 20 tahun dengan degradasi minimal.


Aplikasi dan Potensi

Teknologi ini dirancang untuk skala besar, seperti:

  • Penyimpanan energi surya dan angin

  • Cadangan listrik darurat untuk rumah sakit atau pusat data

  • Grid listrik pintar di kota-kota masa depan

Pemerintah Singapura telah memesan instalasi pertama berkapasitas 500 MWh untuk proyek kota pintar Tuas Nexus.


Dampak Terhadap Industri

Penggunaan baterai air laut dapat:

  • Mengurangi ketergantungan pada penambangan litium yang merusak lingkungan

  • Menekan biaya penyimpanan energi terbarukan

  • Mempercepat adopsi pembangkit listrik nol emisi

Profesor Kim Soo-jin dari Universitas Nasional Seoul mengatakan, “Dengan sumber daya natrium yang hampir tak terbatas, teknologi ini dapat menjadi tulang punggung sistem energi bersih global.”


Tantangan yang Dihadapi

Meskipun menjanjikan, pengembang menghadapi tantangan seperti:

  • Efisiensi yang masih sedikit di bawah baterai litium

  • Kebutuhan infrastruktur baru untuk distribusi massal

  • Skala produksi yang harus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan global


Kesimpulan:
Baterai air laut adalah inovasi penyimpanan energi yang berpotensi mengubah peta industri energi terbarukan dunia. Dengan biaya rendah, bahan baku melimpah, dan umur panjang, teknologi ini bisa menjadi kunci menuju masa depan bebas emisi.

  • Related Posts

    Transformasi Energi: Menuju Net Zero Emission 2060

    Indonesia menegaskan komitmennya mencapai net zero emission pada tahun 2060—atau lebih cepat—setelah mengumumkan tujuan ini pada COP26 2021 dan memasukkannya ke dalam Roadmap Emisi Bersih (NZE) sektor energi yang disusun…

    Presiden Tinjau Progres Pembangunan IKN, Tanda Dukungan Penuh Pemerintah

    Penajam Paser Utara, Juli 2025 – Presiden Republik Indonesia, dalam kunjungan resminya beberapa waktu lalu ke Ibu Kota Nusantara (IKN), meninjau langsung kemajuan proyek pembangunan infrastruktur strategis di wilayah baru…

    You Missed

    Judul: Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Poso Saat HUT RI ke-80, Dua Tewas dan Puluhan Luka-luka

    Separuh Jiwaku Pergi – Anang Hermansyah: Perpisahan yang Menyayat

    Cinta Gila – Dewa 19: Obsesi Cinta yang Membara

    Persib Bandung Sukses Menang Dramatis Atas Persebaya Surabaya

    PSM Makassar Memanfaatkan Kesempatan untuk Mengalahkan Persija Jakarta

    Galau – Yovie & Nuno: Kebingungan di Tengah Hubungan