Doha–Yerusalem, 5 Agustus 2025 — Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali gagal, memunculkan eskalasi militer serius di Jalur Gaza dan kekhawatiran global atas krisis kemanusiaan yang memburuk.
🔥 1. Negosiasi Gagal dan Rencana Israel Meluas
Perundingan tidak langsung yang difasilitasi oleh Qatar, AS, dan Mesir—untuk mencapai gencatan senjata selama 60 hari disertai pertukaran sandera—gagal mencapai kesepakatan. Hamas disebut tidak kooperatif terhadap proposal tersebut, sementara pihak Israel mempertimbangkan ofensif yang lebih masif dan bahkan pencaplokan sebagian Gaza YouTube+4katakini.com+4Instagram+4. Perdana Menteri Netanyahu kini bertemu kabinet keamanan untuk membahas langkah lanjutan, termasuk kemungkinan pemerintahan militer atas daerah-daerah Gaza Reuters+2The Times+2.
⚔️ 2. Serangan Israel dan Akhiri Gencatan Senjata
Israel dilaporkan sedang menguasai lebih dari 75% wilayah Gaza. Setelah gencatan senjata dua bulan sejak 19 Januari 2025, pada 18 Maret Israel kembali melancarkan serangan udara besar, resmi mengakhiri gencatan senjata. Lebih dari 400 warga Palestina tewas dalam serangan mendadak tanpa peringatan—serta lebih dari 500 lainnya terluka Wikipedia+7Wikipedia+7beritasatu.com+7. Serangan itu dilakukan atas dasar kegagalan Hamas dalam memperpanjang kesepakatan dan melepaskan sandera katakini.com.
🚨 3. Kondisi Kemanusiaan Makin Parah
Sejak 2 Maret 2025, Israel memblokir sepenuhnya masuknya bantuan makanan dan listrik, menyebabkan harga kebutuhan naik hingga 1.400%. Hingga akhir April, dapur bantuan PBB habis persediaannya dan ribuan anak mengalami malnutrisi akut—dengan data terbaru menunjukkan sekitar 66.000 anak kekurangan gizi parah YouTube+3Wikipedia+3beritasatu.com+3. Organisasi kemanusiaan menyebut ini sebagai skenario kelaparan terburuk, dan memperingatkan tentang risiko kematian massal pada anak-anak dalam beberapa bulan ke depan VoxThe Soufan Center.
🎭 4. Ketegangan Politik & Kecaman Internasional
Di dalam negeri Israel, 19 tokoh militer dan intelijen senior yang pensiun—termasuk mantan PM Ehud Barak dan bekas kepala Mossad Tamir Pardo—mengeluarkan surat terbuka yang memperingatkan Israel berada “di ambang kekalahan” jika perang terus diperpanjang. Mereka mengkritik pendekatan militer sebagai kontraproduktif dan melemahkan posisi Israel secara diplomatik dan moral katakini.com+3The Times+3New York Post+3.
Kunjungan kontroversial oleh Menteri Itamar Ben‑Gvir ke Temple Mount makin memicu kecaman dari negara-negara Arab dan memhempaskan ketegangan, sementara insiden dekrit tentara yang menembaki warga yang mengantri bantuan pangan menambah amarah internasional AP News+1.
📉 5. Proyeksi & Risiko Lebih Lanjut
Israel sedang mempertimbangkan ekspansi militer ke daerah pusat Gaza (termasuk Netzarim Corridor), namun Angkatan Darat Israel menolak ekspansi tanpa strategi jelas, terutama karena kekhawatiran putaran konflik terus menerus dan ancaman terhadap sandera yang masih ada (diperkirakan 20 orang) Wikipedia+1.
✅ Kesimpulan
Aspek | Status Terkini |
---|---|
Negosiasi Ceasefire | Gagal total setelah pembicaraan Doha mandek |
Serangan Militer | Israel kembali aktif sepekan terakhir, gencatan senjata tahun lalu resmi berakhir |
Krisis Kemanusiaan | Gagalnya bantuan membawa ancaman kelaparan dan eskalasi kematian sipil |
Situasi Politik | Ketegangan internal di Israel dan protes publik internasional meningkat |